Sesungguhnya kehidupan kita di dunia ini adalah perjalanan panjang menuju pertemuan agung dengan Allah Azza Wa Jalla di Kampung Halaman Kita akhirat. Perjaalan panjang ini penuh dengan halangan, Rintangan, Cobaan dan Ujian, juga Kenikmataan dan Fatamorgana. Boleh jadi kita berharap perjalan panjang ini berlangsung dengan Aman dan Nyaman, tetapi tentu harapan itu dapat dipastikan tidak akan terjadi sepenuhnya, karena kita dapat saja terjerumus kedalam jurang-jurang cobaan kenikmatan dunia sehingga terlupa tujuan awal dan akhir kehidupan kita.
Dunia yang begitu indah dan manis terkadang membuat terlena orang yang tinggal di dalamnya. Sehingga tidak sedikit dari kaum muslimin yang terlupakan akan kampung abadinya yaitu kampung akhirat. Kalau sekiranya setiap mukmin ketika ditanya, “apakah ia akan kekal di dunia?” pasti tidak ada yang mengatakan dirinya kekal. Mereka akan menjawab bahwa mereka akan kembali keharibaan Sang penciptanya. Akan tetapi karena minimnya pengetahuan agama tentang hakikat kehidupan yang sebenarnya dan keindahannya, dunia membuatnya terbuai dari perintah Allah dan Rasul-Nya.
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.” (QS. Yunus: 24)
Firman-Nya: “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” QS. al-An’am: 32)
Imam al-Qurthubi berkata: “Dikatakan perhiasan dunia adalah main-main dan senda gurau yaitu yang berhasrat terhadap kehidupan dunia maka tidak ada balasan baginya ia kedudukannya seperti main-main dan senda gurau, dan dikatakan juga laib wa lahwun yaitu kebatilan dan tipuan.” (al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, jilid 3 hal. 322-323)
Adapun Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan kehidupan dunia seperti yang ada pada beberapa hadits di bawah ini. Beliau menjelaskan: “Kehidupan dunia ini apabila dibandingkan dengan kehidupan Akhirat seperti seseorang yang mencelupkan jarinya ke dalam lautan. Perhatikanlah, kira-kira apa yang tersisa (di jarinya), beliau sembari mengisyaratkan dengan jari telunjuknya.” (HR. Muslim no. 55 {7197})
Dalam rangka menjaga perjalan panjang kita berlangsung dengan selamat maka Allah Arrahman memberikan petunjuk di dunia agar kita hamba-Nya yang Dia kasihi dapat mengenal-Nya, dekat dengan-Nya dan tidak tersesat dan kembali kepada-Nya..Petunjuk jalan menuju keselamatan itu Dia turunkan melalui para penyampai risalah-Nya dan surat-surat Cinta-Nya. Selagi kita mengikuti petunjuk itu maka kita akan termasuk dalam kumpulan orang-orang yang ditolong oleh Allah Arrahim melalui Hidayah dan Maghfirah-Nya sehingga selamat sampai tujuan Kampung Halaman Abadi yang penuh dengan Cinta dan Kenikmatan dari sisi-Nya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar