Tiap hari ketika saya menonton televisi, makin banyak saja artis wanita indonesia yag memakai hijab. Sebut saja yang baru memakai hijab adalah Zaskia Sungkar, Nuri Maulida dan aprilia jasmine. Di dukung rupa cantik , fashion yang stylish, dan kekreatifan mereka dalam melilitkan den memadupadankan hijab dengan busana mereka, tentunya gaya baru mereka memberikan nuansa berbeda bagiyang melihatnya, dan menjadikan suatu icon trendsetter bagi para fansnya. Tentu hal ini membawa dampak yang positif untuk si artis maupun fans yang melihat kemudian tertarik mengikuti jejak sang artis.
Gaya berhijab saat ini pun tidak monoton hanya membentuk potongan segitiga, warna-warna standar dan aksesoris minim. Tapi sekarang, revolusi hijab sudah sangat berkembang pesat, mulai dari bentuk, pelengkap hijab, aksesoris pendukungnya, dan tentu saja dengan itu semua, membuat hijabers makin clic and chic dalam penampilan. Tidak lagi bosan dengan penampilan itu – itu saja.Nah pertanyaannya saat ini, apakah para hijabers tersebut memang benar-benar memahami makna dari penutupan aurat, atau hanya sekedar mengikuti tren baru yang diciptkan oleh desainer muda “dian pelangi”sang pelopor hijabers community bahwa sekarang berhijab itu tidaklah kolot dan membosankan, tetapi fashionable dan chick.
Melirik sebentar kepada arti kata hijab ~ Al-Hijab berasal dari kata hajaban yang artinya menutupi, dengan kata lain al-Hijab adalah benda yang menutupi sesuatu, menurut al-Jarjani dalam kitabnya at-Ta’rifat mendefinisikan al-Hijab adalah setiap sesuatu yang terhalang dari pencarian kita, dalam arti bahasa berarti man’u yaitu mencegah, contohnya: Mencegah diri kita dari penglihatan orang lain.
Jadi jelas disini dikatakan berhijab itu gunanya untuk menutupi aurat para wanita, agar dia terlindungi dari marabahaya. Tentunya juga si hijaber tersebut menutupi aurat dengan mamakai pakain yang mentupi tubuh sesuai dengan syariat brhijab yang baik.
Mengutip surat Al-Ahzab ayat 59 yang berbunyi . . .
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min:”Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.”
Disini terlihat bahwa hijab itu memudahkan pengenalan bagi si pemakai. Jadi disini hijab juga dapat digunakan sebgai pencitraan bagi pemakaianya. Pemakai hijab senantiasa tercitrakan sebagai wanita yang lemah lembut, sopan santun dan berakhlak baik. Mungkin pencitraan itu pula yang membuat para artis berbondong – bondong menutupi kepala mereka dengan hijab agar masyarakat memiliki kesan positif kepada mereka, selain karena hijab sedang in. Tapi apakah semua kesan tersebut langsung bisa kita dapat jika menggunakan hijab? Tentu saja tidak bisa langsung kita dapatkan. Harus didasari dengan kemampuan kita merubah dan mengendalikan diri kita sendiri. Tetapi dengan menggunakan hijab, setidaknya memberikan kita peringatan ketika kita akan berkata buruk atau bertindak yang kurang baik. Maka dari itu, pecitraan wanita berhijab sangatlah mulia.
“Maka sebaiknya sebelum benar-benar memutuskan untuk menutupi kepala kita dengan hijab, putuskanlah apakah hati kita juga siap untuk berhijab , dalam arti kata bisa menjaga hati dan perilaku.
Para hijabers sendiri tentunya menginginkan cara berhijab yang fashionable, karena sekarang pilihan-pilihan hijab pun makin colourfull dan chick. Tentunya memudahkan para wanita yang ingin menghapus anggapan berhijab adalah suatu hal basi dan kampungan. Tapi tentunya hijabers harus mematuhi aturan dalam berhijab seperti memakai baju yang tidak ketat, yang tidak menonjolkan sisi “feminitas” wanita, dan sopan. Tentunya akan lebih enak dipandang dan menjunjung arti memakai hijab itu sendiri agar kita tidak hanya mempercantik lahiriah saja, tetapi batiniah juga cantik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar