1

Senin, 10 Juni 2013

DALAM DEKAPAN UKHUWAH




Dalam dekapan ukhuwah kita sebagai Orang-orang mu’min yang kaya maupun yang miskin adalah sesama saudara, sebagaimana difirmankan oleh Allah Subhanahu Wa' Ta'alla 

“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara.” (Al-Hujurat 10) 

Dalam dekapan ukhuwah, Arti persaudaraan adalah bahwa yang kuat menolong yang lemah.
Yang kaya mengasihani yang miskin dan yang berdaya serta bertenaga membantu yang sudah tidak berdaya dan tak bertenaga. 

“Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir.” (Al-Maidah 54). 

Dalam dekapan ukhuwah persaudaraan adalah mu’jizat,wadah yang saling berikatan
Dengannya Allah persatukan  hati-hati yg berserakan
Saling bersaudara ,saling merendah lagi memahami
Saling mencintai dan saling berlembut hati
Malam berlalu,tapi tak mampu kupejamkan mata dirundung rindu kepada mereka
Yang wajahnya mengingatkanku akan syurga
Wahai fajar terbitlah segera,agar sempat kukatakan pada mereka
“aku mencintai kalian karena Allah” (Umar Ra)
Dalam ikatan Ukhuwah Kita lekat bagai api dan kayu
bersama menyala, saling menghangatkan rasanya
hingga terlambat untuk menginsyafi bahwa
tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu
pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwah ini
kita terlalu akrab bagai awan dan hujan
merasa menghias langit, menyuburkan bumi,
dan melukis pelangi namun tak sadar, hakikatnya kita saling meniadai
di satu titik lalu sejenak kita berhenti, menyadari
mungkin hati kita telah terkecualikan dari ikatan di atas iman
bahkan saling nasehatpun tak lain bagai dua lilin
saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api

Dalam dekapan ukhuwah kini saatnya kembali pada iman yang menerangi hati
Pada amal shalih yang menjulang  bercabang-cabang
Pada akhlak yang manis ,lembut dan wangi
Hingga ukhuwah kita menggabungkan huruf-huruf menjadi kata
Yang dengannya kebenaran terbaca dan bercahaya
Dalam dekapan ukhuwah kita tersambung
Bukan untuk saling terikat membebani
Melainkan untuk saling tersenyum memahami
Dan saling mengerti dengan kelembutan nurani
Sebab pikiran punya jalan nalarnya masing-masing
Maka terkadang mereka bertemu atau berpapasan
Sesekali bersilangan,berhimpitan bahkan bertabrakan
Syukurlah kita punya ruh-ruh ,yang diakrabkan iman

Dalam dekapan ukhuwah kita, seperti sepatu yang kita pakai,tiap kaki memiliki ukurannya
Memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakitinya
Memaksakan sepatu atau kasut besar untuk tapak mungil akan merepotkan
Kaki-kaki yang nyaman dalam sepatunya akan berbaris rapi-rapi

Di kala kita hanya berdua Sahabat
Jangan meluruskanku ditengah ramai
Sebab nasehat di depan banyak manusia
Terasa bagai hinaan yang membuat hatiku luka

Kita semua anak adam,pernah melakukan kesalahan
dalam dekapan ukhuwah ,kelembutan nurani memberi kita
sekeping mata uang yang paling mahal untukmembayarnya
di keping  uang itu,satu sisi bertuliskan :akuilah kesalahanmu”
sisi lain berukir kalimat,”maaflah saudaramu yg bersalah”

Tak mudah untuk mengatakan  hal yang benar di waktu yang tepat namun agaknya yang lebih sulit adalah
tidak menyampaikan hal yang salah
Ketika tiba saat paling menggoda untuk mengatakannya

‘Dalam dekapan ukhuwah kita seperti Sayyidina  usman hanya akan menunduk hening jika disebut tentang neraka
Tapi tangisnya menggugu mengguncang bahu saat “kubur” diperdengarkan
“andaipun disiksa”, ujarnya ,”di jahannam kita akan punya banyak kawan”
“adapun di alam barzakh,kesendirian itu saja pasti sudah sangat mengerikan”


Dalam dekapan ukhuwah kita menghayati pesan Sang Nabi. “Jangan kalian saling membenci”, begitu beliau bersabda seperti dicatat Al Bukhari dalam Shahihnya, “Jangan kalian saling mendengki, dan jangan saling membelakangi karena permusuhan dalam hati.. Tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara..”
Dalam dekapan ukhuwah kita mendaki menuju puncak segala hubungan, yakni taqwa. Sebab, firmanNya tentang penciptaan insan yang berbangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal ditutup dengan penegasan bahwa kemuliaan terletak pada ketaqwaan. 
Dan ada tertulis, para kekasih di akhirat kelak akan menjadi seteru satu sama lain, kecuali mereka yang bertaqwa.

Dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil cinta dari langit. 

Lalu menebarkannya di bumi. Sungguh di surga, menara-menara cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta. Mari membangunnya dari sini, dalam dekapan ukhuwah. 
Jadilah ia persaudaraan kita; sebening prasangka, sepeka nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji.

Dalam dekapan ukhuwah, kita akan mengeja makna-makna itu, menjadikannya bekal untuk menjadi pribadi pencipta ukhuwah, pribadi perajut persaudaraan, pembawa kedamaian, dan beserta itu semua; pribadi penyampai kebenaran. 


Dalam dekapan ukhuwah, kita tinggalkan Narcissus sang tokoh dongeng menuju Muhammad  Rasullullah yang mulia dan nyata. Namanya terpuji di langit dan bumi


Referensi :Buku Dalam Dekapan UkhuwahKarya A. Sallim Fillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar