1

Sabtu, 01 Juni 2013

MENGATASI GALAU




GALAU.... Kata ini sudah tidak biasa di pisahkan dari gaya hidup anak muda zaman sekarang!. Kita sering menjumpai kata galau dalam majalah, koran, Facebook, maupun Twitter, Galau dalam kamus bahasa Indonesia “galau” kekacauan tidak karuan ( keadaan hal) galau. Dikatakan galau berarti kacau (pikiran) dan ‘kegalauan’ berarti sifat (keadaan ) galau. Merujuk definisi menurut kamus, keadan ‘galau’ adalah saat fikiran sedang galau tak karuan,orang yang sedang galau, pikiranya berarti sedang kacau,gundah,atau resah dan sebagainya. 

Galau merupakan sifat yang lumrah terjadi terhadap siapa saja bahkan boleh dibilang manusiawi. Sebenarnya banyak faktor mengapa keadaan galau biasa melekat begitu saja pada manusia, dan salah satunya diantaranya ketidakpastian hati dan tergerusnya iman dari dalam hati, yang di maksud dengan akar iman yaitu keyakinan yang sempurna kepada Allah bahwa semua terjadi atas izin Allah dan sepengetahuan-Nya. Hati dan semua keadaan kita ada dalam pengawasan Allah tidak ada yang terlewatkan dari perhatiannya dia maha menatap, maha mengetahui dan maha bijak. Hati dalam bahasa Arab (al qolb) artinya berbolak balik, tidak menentu, cepat berubah. Seharusnya hati ini kita bias tundukkan untuk tenang atau tumakni’nah jika saja rangsangan diluar sesuai. Diantara rangsangan hati untuk bisa tenang selalu di ajak ingat kepada Allah, dzikrullah dan dengan ini maka hati menjadi tenang. Didalam surat Q.S. Ar-ra'ad ayat 28. yaitu orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat allah, hanya dengan mengingat allah maka hati menjadi tenteram.

 Pernah suatu saat datanglah seseorang kepada sahabat Rusulullah yang bernama ibnu Mas’ud meminta nasehat, katanya: “wahai ibnu Mas’ud berilah nasehat yang dapat ku jadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah,dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah, pikiranku kusut makan tidak enak tidur pun tidak nyenyak." Maka ibnu Mas'ud menasehatinya, katanya: “Kalau penyakit itu yang menimpamu maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu: ke tempat orang yang membaca Al-Qur'an engkau dengarkan baik baik orang orang yang membacanya atau  ke majelis pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah atau  engkau cari waktu dan tempat yang sunyi di sana engkau berkhlawat menyembah Allah, diwaktu tengah malam disaat orang sedang tidur nyanyak,engkau bangun mengerjakan shalat malam meminta kepada Allah ketenangan jiwa, kententeraman fikiran dan kemurnian hati, seandainya jiwamu belum terobati dengan cara ini engkau minta kepada allah agar di berikan hati yang lain,sebab hati yang kamu pakai itu bukan hatimu," 

Setelah orang itu kembali ke rumahnya, di amalkan nasehat ibnu Mas’ud, dia pergi mengambil wudu kemudian diambilnya Al-Qur’an terus dibaca dengan hati yang khusu', selesai membaca Al Qur’an berubahlah kembali jiwanya menjadi jiwa yang tenang, tenteram fikiranya dan kegelisahanya hilang. Seandainya nasehat ibnu Mas’ud ini di amalkan dan menjadi landasan kita maka tidak ada kegalauan lagi pada diri kita dan kita akan mendapatkan ketenangan dan ke bahagian hidup di dunia dan di akhirat. Dimudahkan urusannya di dunia dan di akhirat di tempatkan dalam surga yang penuh kenikmatan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar