1

Kamis, 23 Mei 2013

HIKMAH DI SEBALIK MUSIBAH



Sesungguhnya Allah ta’ala tidaklah menghendaki kesempurnaan dalam hidup ini. Sehingga wajar jika tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan. Dunia adalah negeri yang penuh dengan ujian dan kesulitan. Semua orang tentu menghendaki kesuksesan dan kebahagiaan hidup rumah tangga. Tetapi kenyataannya tidak semua dari kita berhasil meraihnya. Kadang, seorang istri harus menerima kenyataan bahwa ia telah menikah dengan seorang pria yang jauh dari harapan. Sangat berbeda dengan sosok suami yang dulu ia harapkan. Ataupun sebaliknya.

Sebagian dari kita harus menerima kenyataan pahit berupa berbagai macam problematika yang merobek-robek kebahagiaan rumah tangganya.
Namun, sebagai seorang mukmin kita harus meyakini bahwa segala apa yang terjadi atas diri kita dalah ketetapan takdir Allah. Di balik semua itu pasti terkandung hikmah-hikmah, baik yang bisa kita baca maupun yang tidak mampu kita cerna. Dan apapun yang ditetapkan Allah atas seorang mukmin pasti membawa kebaikan baginya. Rasulullahshallallahu’alaihiwasallam bersabda,
“عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ إِنَّ اللهَ لَمْ يَقْضِ قَضَاءً، إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ”
“Alangkah menakjubkannya kondisi seorang mukmin. Sungguh Allah tidaklah menakdirkan sesuatu, melainkan hal itu baik untuknya”. HR. Ahmad dari Anas bin Malik radhiyallahua’nhudan dinilai sahih oleh Ibn Hibban serta al-Albany.
Hikmah di balik problematika rumah tangga antara lain:
1. Adakalanya hal itu menjadi kesempatan untuk menambah timbangan pahala.
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,
“مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan untuknya, niscaya Allah akan menimpakan musibah (sebagai ujian) untuknya”. HR. Bukhari dari Abu Hurairah radiyallahu’anhu.
Kadangkala seorang wanita telah berusaha untuk menjadi istri yang salihah dan ia telah mengerahkan segala kemampuannya untuk menjadi sosok istri idaman. Namun ternyata ia dapati suaminya tidak seperti yang diharapkan. Ia tidak memberikan tanggapan yang positif dan tidak memiliki itikad baik dalam mempergauli istrinya. Apabila menghadapi kondisi seperti ini, hendaknya kita sadar bahwa kita sedang diuji Allah. (Baca: QS. Al-Furqan: 20).
Dan apabila kita mampu bersabar dalam melayani suami serta tetap berbuat baik padanya, maka ketahuilah bahwa balasan dari Allah itu tiada batasnya. Allah ta’ala berfirman,
“إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ”
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas”. QS. Az-Zumar (39): 10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar