SETIDAKNYA ada lima aspek (cara) yang harus kita pahami secara benar dan
untuk menggapai rahmatullah :
Pertama, memahami landasan atau dasar hidup kita
manusia yaitu tauhid. Maksud tauhid adalah meyakini bahwa Allah SWT
adalah Esa dan tiada serikat bagi-Nya, sebagaimana firman-Nya:
“Ketahuilah bahwasanya tiada Tuhan Selain Allah.” Ini adalah hakekat
kembali kepada fitrah yakni memiliki komitmen atau keterikatan yang kuat
kepada Allah SWT dengan segala ajaran yang diturunkan-Nya. Ini juga
merupakan wujud pokoh pengakuan seorang muslim kepada Allah SWT sebagai
Tuhan satu-satunya. Dari sikap ini akan muncul sosok pribadi muslim yang
kecintaannya kepada Allah SWT di atas segala-galanya. Sejarah juga
membuktikan bahwa orang yang bertauhid itu sangat loyal dan setia kepada
Allah SWT. Bilal bin Rabah umpamanya, seorang budak yang begitu kuat
loyalitasnya kepada Allah, meskipun ia harus mengalami penderitaan dan
siksaan dari tuannya. Begitu juga dengan Yasir dan Sumayyah, pasangan
suami-istri yang sama-sama sebagai budak, juga kuat loyalitasnya kepada
Allah SWT, kendati harus mengorbankan nyawanya.
Kedua, agar dapat
menggapai rahmat Allah SWT, kita harus memahami fungsi hidup manusia
yaitu beribadah kepada-Nya, selaras dengan firman-Nya dalam QS
Adz-Dzariyaat 56: “Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali
untuk beribadah kepada-Ku.” Makna ibadah adalah suatu sistem pendekatan
diri (taqorrub) kepada Allah SWT dengan cara menjalankan perintah dan
menghindari segala larangan-Nya. Ibadah ada yang bersifat umum dan ada
pula bersifat khusus. Yang bersifat umum adalah amalan atau aktivitas
hidup yang diizinkan Allah mengerjakannya, apapun wujudnya. Contohnya
bekerja sebagai petani, pedagang, buruh, karyawan, guru, militer dan
lainnya dengan cara yang halal serta dikerjakan dengan niat lillahi
ta’ala. Sedangkan ibadah yang bersifat khusus adalah bentuk ibadah yang
telah ditentukan Allah SWT dan Rasul-Nya, seperti shalat, shoum, haji
dan sebagainya. Kedua ibadah ini tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya, karena ibadah khusus itu adalah ruhnya dari ibadah umum.
Ketiga, guna menggapai rahmat Allah SWT, kita harus tahu dan memahami
tugas-tugas manusia yaitu sebagai khalifah fil ardhi, sebagai penguasa
dan pemimpin di muka bumi. Sesuai firman-Nya dalam QS Al-B aqarah 30 :
“... dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
sesungguhnya aku hendak menjadikan sesorang khalidah di muka bumi....”
Kalimat khalifah fil ardhi dalam Al-Quran dapat kita artikan bahwa
pemimpin bangsa, dari yang tertinggi sampai terendah di dunia seharusnya
memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Lebih-lebih pada masa seperti
sekarang ini, keadaan ekonomi umat negeri kita semakin hari semakin
menderita baik karena ulah manusia maupun akibat bencana alam. Tugas
pemimpinlah yang harus mengendalikannya.
Keempat, setelah kita paham
akan dasar hidup, fungsi dan tugas hidup, hendaknya kita mengetahui dan
memahami pedoman hidup manusia. Menjelang wafatnya, ketika menyampaikan
khotbah wada’, Rasulullah SAW berwasiat kepada umat manusia: “Sungguh
telah aku tinggalkan bagi kalian sesuatu yang sekiranya kalian berpegang
teguh dengannya niscaya kalian tidak akan sesat selama-lamanya, suatu
urusan yang terang dan nyata yaitu kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.”
Kelima, atau yang terakhir agar bisa menggapai rahmat Allah SWT, kita harus tahu tujuan hidup yaitu menggapai keridhaan-Nya. Kalau ini yang menjadi cita-cita dan tujuan kita hidup, insya Allah kita akan mendapat ketentraman, ketenangan dan kedamaian hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Masalah apapun yang kita alami dan hadapi, insya Allah akan ada jalan keluarnya. Akhirnya mari kita memohon bersama kepada Allah, agar kita tetap optimis dalam memandang masa depan, walaupun kehidupan kita penuh dengan penderitaan
Kelima, atau yang terakhir agar bisa menggapai rahmat Allah SWT, kita harus tahu tujuan hidup yaitu menggapai keridhaan-Nya. Kalau ini yang menjadi cita-cita dan tujuan kita hidup, insya Allah kita akan mendapat ketentraman, ketenangan dan kedamaian hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Masalah apapun yang kita alami dan hadapi, insya Allah akan ada jalan keluarnya. Akhirnya mari kita memohon bersama kepada Allah, agar kita tetap optimis dalam memandang masa depan, walaupun kehidupan kita penuh dengan penderitaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar