1

Minggu, 30 Juni 2013

PERJALANAN KEHIDUPAN

Sesungguhnya kehidupan kita di dunia ini  adalah perjalanan panjang menuju pertemuan agung dengan Allah Azza Wa Jalla di Kampung Halaman Kita akhirat. Perjaalan panjang ini penuh dengan halangan, Rintangan, Cobaan dan Ujian, juga Kenikmataan dan Fatamorgana. Boleh jadi kita berharap perjalan panjang ini berlangsung dengan Aman dan Nyaman, tetapi tentu harapan itu dapat dipastikan tidak akan terjadi sepenuhnya, karena kita dapat saja terjerumus kedalam jurang-jurang cobaan kenikmatan dunia sehingga terlupa tujuan awal dan akhir kehidupan kita.


Dunia yang begitu indah dan manis terkadang membuat terlena orang yang tinggal di dalamnya. Sehingga tidak sedikit dari kaum muslimin yang terlupakan akan kampung abadinya yaitu kampung akhirat. Kalau sekiranya setiap mukmin ketika ditanya, “apakah ia akan kekal di dunia?” pasti tidak ada yang mengatakan dirinya kekal. Mereka akan menjawab bahwa mereka akan kembali keharibaan Sang penciptanya. Akan tetapi karena minimnya pengetahuan agama tentang hakikat kehidupan yang sebenarnya dan keindahannya, dunia membuatnya terbuai dari perintah Allah dan Rasul-Nya.


“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.”   (QS. Yunus: 24)

Firman-Nya: “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” QS. al-An’am: 32)



Imam al-Qurthubi berkata: “Dikatakan perhiasan dunia adalah main-main dan senda gurau yaitu yang berhasrat terhadap kehidupan dunia maka tidak ada balasan baginya ia kedudukannya seperti main-main dan senda gurau, dan dikatakan juga laib wa lahwun yaitu kebatilan dan tipuan.” (al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, jilid 3 hal. 322-323)

Adapun Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan kehidupan dunia seperti yang ada pada beberapa hadits di bawah ini. Beliau menjelaskan: “Kehidupan dunia ini apabila dibandingkan dengan kehidupan Akhirat seperti seseorang yang mencelupkan jarinya ke dalam lautan. Perhatikanlah, kira-kira apa yang tersisa (di jarinya), beliau sembari mengisyaratkan dengan jari telunjuknya.”  (HR. Muslim no. 55 {7197})


Dalam rangka menjaga perjalan panjang kita berlangsung dengan selamat maka  Allah Arrahman memberikan petunjuk di dunia agar kita hamba-Nya yang Dia kasihi dapat mengenal-Nya, dekat dengan-Nya dan tidak tersesat dan kembali kepada-Nya..Petunjuk jalan menuju keselamatan itu Dia turunkan melalui para penyampai risalah-Nya dan surat-surat Cinta-Nya. Selagi kita mengikuti petunjuk itu maka kita akan termasuk dalam kumpulan orang-orang yang ditolong oleh Allah Arrahim melalui Hidayah dan Maghfirah-Nya sehingga selamat sampai tujuan Kampung Halaman Abadi yang penuh dengan Cinta dan Kenikmatan dari sisi-Nya..

AKU HARUS MENIKAH DENGANMU

Ini adalah kisah seorang pemuda tampan yang shalih dalam memilih calon istri, kisah ini tak bisa dipastikan fakta atau tidak, namun semoga pelajaran yang ada didalamnya dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama Muslimah yang belum menikah semoga menjadi renungan.

Ia sangat tampan, taat (shalih), berpendidikan baik, orangtuanya menekannya untuk segera menikah.
Mereka, orangtuanya, telah memiliki banyak proposal yang datang, dan dia telah menolaknya semua. Orangtuanya berpikir, mungkin saja ada seseorang yang lain yang berada di pikirannya.
Namun setiap kali orangtuanya membawa seorang wanita ke rumah, pemuda itu selalu mengatakan “dia bukanlah orangnya!”
Pemuda itu menginginkan seorang gadis yang relijius dan mempraktekkan agamanya dengan baik (shalihah). Suatu malam, orangtuanya mengatur sebuah pertemuan untuknya, untuk bertemu dengan seorang gadis, yang relijius, dan mengamalkan agamanya. Pada malam itu, pemuda itu dan seorang gadis yang dibawa orangtuanya, dibiarkan untuk berbicara, dan saling menanyakan pertanyaan satu sama lainnya, seperti biasa.
Pemuda tampan itu, mengizinkan gadis itu untuk bertanya terlebih dahulu.
Gadis itu menanyakan banyak pertanyaan terhadap pemuda itu, dia menanyakan tentang kehidupan pemuda itu, pendidikannya, teman-temannya, keluarganya, kebiasaannya, hobinya, gaya hidupnya, apa yang ia sukai, masa lalunya, pengalamannya, bahkan ukuran sepatunya…
Si pemuda tampan menjawab semua pertanyaan gadis itu, tanpa melelahkan dan dengan sopan. Dengan tersenyum, gadis itu telah lebih dari satu jam, merasa bosan, karena ia sedari tadi yang bertanya-tanya, dan kemudian meminta pemuda itu, apakah ia ingin bertanya sesuatu padanya?
Pemuda itu mengatakan, baiklah, Saya hanya memiliki 3 pertanyaan. Gadis itu berpikir girang, baiklah hanya 3 pertanyaan, lemparkanlah.
Pemuda itu menanyakan pertanyaan pertama:
Pemuda: Siapakah yang paling kamu cintai di dunia ini, seseorang yang dicintai yang tidak ada yang akan pernah mengalahkannya?
Gadis: Ini adalah pertanyaan mudah, ibuku. (katanya sambil tersenyum)
Pertanyaan ke-2
Pemuda: Kamu bilang, kamu banyak membaca Al-Qur’an, bisakah kamu memberitahuku surat mana yang kamu ketahui artinya?
Gadis: (Mendegar itu wajah si Gadis memerah dan malu), aku belum tahu artinya sama sekali, tetapi aku berharap segera mengetahuinya insya Allah, aku hanya sedikit sibuk.
Pertanyaan ke-3
Pemuda: Saya telah dilamar untuk menikah, dengan gadis-gadis yang jauh lebih cantik daripada dirimu, Mengapa saya harus menikahimu?
Gadis: (Mendengar itu si Gadis marah, dia mengadu ke orangtuanya dengan marah), Aku tidak ingin menikahi pria ini, dia menghina kecantikan dan kepintaranku. 
Dan akhirnya orangtua si pemuda sekali lagi tidak mencapai kesepakatan menikah. Kali ini orangtua si pemuda sangat marah, dan mengatakan “mengapa kamu membuat marah gadis itu, keluarganya sangat baik dan menyenangkan, dan mereka relijius seperti yang kamu inginkan. Mengapa kamu bertanya (seperti itu) kepada gadis itu? beritahu kami!”.
  1. Pemuda itu mengatakan, Pertama aku bertanya kepadanya, siapa yang paling kamu cintai? dia menjawab, ibunya. (Orangtuanya mengatakan, “apa yang salah dengan itu?”) pemuda itu menjawab, “Tidaklah dikatakan Muslim, hingga dia mencintai Allah dan RasulNya (shalallahu’alaihi wa sallam) melebihi siapapun di dunia ini”. Jika seorang wanita mencintai Allah dan Nabi (shalallahu’alaihi wa sallam) lebih dari siapapun, dia akan mencintaiku dan menghormatiku, dan tetap setia padaku, karena cinta itu, dan ketakutannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan kami akan berbagi cinta ini, karena cinta ini adalah yang lebih besar daripada nafsu untuk kecantikan.
  2. Pemuda itu berkata, kemudian aku bertanya, kamu banyak membaca Al-Qur’an, dapatkan kamu memberitahuku arti dari salah satu surat? dan dia mengatakan tidak, karena belum memiliki waktu. Maka aku pikir semua manusia itu mati, kecuali mereka yang memiliki ilmu. Dia telah hidup selama 20 tahun dan tidak menemukan waktu untuk mencari ilmu, mengapa Aku harus menikahi seorang wanita yang tidak mengetahui hak-hak dan kewajibannya, dan apa yang akan dia ajarkan kepada anak-anakku, kecuali bagaimana untuk menjadi lalai, karena wanita adalah madrasah (sekolah) dan guru terbaik. Dan seorang wanita yang tidak memiliki waktu untuk Allah, tidak akan memiliki waktu untuk suaminya.
  3. Pertanyaan ketiga yang aku tanyakan kepadanya, bahwa banyak gadis yang lebih cantik darinya, yang telah melamarku untuk menikah, mengapa Aku harus memilihmu? itulah mengapa dia mengadu, marah. (Orangtua si pemuda mengatakan bahwa itu adalah hal yang menyebalkan untuk dikatakan, mengapa kamu melakukan hal semacam itu, kita harus kembali meminta maaf). Si pemuda mengatakan bahwa Nabi (shalallahu’alaihi wa sallam) mengatakan “jangan marah, jangan marah, jangan marah”, ketika ditanya bagaimana untuk menjadi shalih, karena kemarahan adalah datangnya dari setan. Jika seorang wanita tidak dapat mengontrol kemarahannya dengan orang asing yang baru saja ia temui, apakah kalian pikir dia akan dapat mengontrol amarah terhadap suaminya??
Pelajaran akhlak dari kisah tersebut adalah, pernikahan berdasarkan:
  • Ilmu, bukan hanya penampilan (kecantikan)
  • Amal, bukan hanya berceramah atau bukan hanya membaca
  • Mudah memaafkan, tidak mudah marah
  • Ketaatan/ketundukan/keshalihan, bukan sekedar nafsu
Dan memilih pasangan yang seharusnya:
  • Mencitai Allah lebih dari segalanya
  • Mencintai Rasulullah (shalallahu ‘alai wa sallam) melebihi manusia manapun
  • Memiliki ilmu Islam, dan beramal/berbuat sesuai itu.
  • Dapat mengontrol kemarahan
  • Dan mudah diajak bermusyawarah, dan semua hal yang sesuai dengan ketentuan Syari’at Islam.
Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Wanita dinikahi karena empat hal, [pertama] karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Carilah yang agamanya baik, jika tidak maka kamu akan tersungkur fakir”. (HR. Bukhori no. 5090, Muslim no. 1466)

Kamis, 27 Juni 2013

TENTANG KESOMBONGAN

Dalam keseharian kita, sengaja maupun tidak, seringkali muncul di dalam hati perasaan takabur atau sombong. Bagaimana tandanya? Orang yang sombong cirinya ada dua; pertama, tidak tahan mendengar kebenaran yang disampaikan oleh orang lain. Orang yang sombong tidak menyukai adanya nasehat dakwah. Kedua, merendahkan orang lain. Hal ini dapat terlihat dari kata-kataya, cara duduk, bahkan cara menunjuk. Ini termasuk kedurhakaan kepada Allah yang luar biasa. Ia merasa lebih tinggi dari orang lain. Dari cara duduk, memposisikan dirinya yang dianggap lebih dari orang lain. Orang yang ilmunya tinggi sering mudah menjadi sombong karena ilmunya.
Dari bahasa tangan, posisi telunjuk, jempol, atau tangan terbuka ketika berkomunikasi, masing-masing memiliki rasanya. Gerak-gerik kita, tutur kata, raut muka, dan sikap menunjukkan tingkat ketakaburan kita. Hal ini munculnya dari hati. Periksa diri kita bahwa kesombongan itu salah satu yang membuat kita terhambat menjadi ahli surga.
Bila merasa posisi lebih, cenderung nada suara menjadi lebih besar, kasar, lebih merendahkan. Padahal di sisi Allah orang yang dianggap rendah itu bisa jadi lebih mulia. Contoh, guru dengan murid. Murid lebih muda usianya, berarti dosanya lebih sedikit. Sedangkan apabila melihat yang lebih tua usianya, maka kita mesti memandang pahalanya lebih banyak. Ketika melihat orang yang bergelimang dengan dosa, maka kita mesti memandang bahwa siapa tahu ia akan bertaubat nashuha yang membuat Allah SWT akan mengampuni. Sehingga paling merugi apabila waktu kita digunakan hanya untuk melihat orang lain lebih rendah dari kita.
Sesungguhnnya kita tidaklah berhak untuk takabur atau sombong, sebab ketakaburan adalah milik Allah semata. Bila kita takabur, sikap yang jauh dari ketawadhuan, berarti mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Iblis. Sayyidina Ali menerangkan, Iblis pada mulanya adalah makhluk yang sangat taat beribadah kepada Allah. Enam ribu tahun ia beribadah kepada Allah dengan penuh kesungguhan, tetapi karena takabur kepada Allah pada satu saat saja, kemudian ia jatuh pada laknat Allah. Lalu, ujar Sayyidina Ali, setelah Iblis, siapa yang bisa selamat dari murka Allah bila bermaksiat yang sama dengannya?
Orang yang paling beruntung itu adalah orang yang paling tawaddhu. Tawadhunya harus ikhlas. Karena ada yang tawadhunya palsu. Lawannya adalah takabur. Orang takabur sekecil apapun diancam tidak akan masuk surga. Hebatnya penyakit takabur bisa membuat kita celaka. Oleh karena itulah wajib bagi kita memeriksa hati dari sifat ini.

HATI YANG SAKIT






Di antara tanda hati yang sakit adalah hamba sulit untuk merealisasikan tujuan penciptaan dirinya, yaitu untuk mengenal Allah, mencintai-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, kembali kepada-Nya dan memprioritaskan seluruh hal tersebut daripada seluruh syahwatnya. Akhirnya, hamba yang sakit hatinya lebih mendahulukan syahwat daripada menaati dan mencintai Allah sebagaimana yang difirmankan Allah ‘azza wa jalla,
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلاً
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? (QS. Al Furqan: 43).
Beberapa ulama salaf menafsirkan ayat ini dengan mengatakan,
هو الذي كلما هوى شيئا ركبه . فيحيا في هذه الحياة الدنيا حياة البهائم لا يعرف ربه عز وجل ولا يعبده بأمره ونهيه كما قال تعالى : ( يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوىً لَهُمْ)(محمد: من الآية12)
“Orang yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah dia yang senantiasa menunggangi hawa nafsunya, sehingga kehidupan yang dijalaninya di dunia ini layaknya kehidupan binatang ternak, tidak mengenal Rabb-nya ‘azza wa jalla, tidak beribadah kepada-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, persis seperti firman Allah ta’ala (yang artinya), ‘Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka’ (QS. Muhammad: 12).”
Pada akhirnya, balasan sesuai dengan perbuatan, sebagaimana di dunia dia tidak menjalani kehidupan yang dicintai dan diridhai Allah ‘azza wa jalla, dia menikmati seluruhnya dan hidup menggunakan nikmat Allah untuk bermaksiat kepada-Nya, maka demikian pula di akhirat kelak, dia akan menjalani kehidupan yang tiada kebahagiaan di dalamnya, dirinya tidak akan mati sehingga terbebas dari adzab yang menyakitkan. Dia tidak mati, tidakpula hidup,
يَتَجَرَّعُهُ وَلا يَكَادُ يُسِيغُهُ وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ
“Diminumnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati, dan dihadapannya masih ada azab yang berat” (QS. Ibrahim: 17).
Diantara tanda hati yang sakit adalah pemiliknya tidak merasa terluka akibat tindakan-tindakan kemaksiatan sebagaimana kata pepatah ‘وما لجرح بميت إيلام’, tidaklah menyakiti, luka yang ada pada mayat. Hati yang sehat akan merasa sakit dan terluka dengan kemaksiatan, sehingga hal ini melahirkan taubat dan inabah kepada Rabb-nya ‘azza wa jalla. Hal ini sebagaimana firman Allah ta’ala,
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya” (QS. Al A’raaf: 201).
Allah berfirman ketika menyebutkan karakter orang beriman,
والذين إذا فعلوا فاحشة أو ظلموا أنفسهم ذكروا الله فاستغفروا لذنوبهم ومن يغفر الذنوب إلا الله ولم يصروا على ما فعلوا وهم يعلمون
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui” (QS. Ali Imran: 135).
Maksudnya adalah ketika mereka bermaksiat, mereka mengingat Allah ‘azza wa jalla, ancaman dan siksa yang disediakan oleh-Nya bagi pelaku kemaksiatan, sehingga hal ini mendorong mereka untuk beristighfar kepada-Nya.
Penyakit hati justru menyebabkan terjadinya kontinuitas keburukan seperti yang dikemukakan oleh al-Hasan ketika menafsirkan firman Allah,
كلا بل ران على قلوبهم ما كانوا يكسبون
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka” (QS. Al Muthaffifin: 14).
Beliau mengatakan,
هو الذنب على الذنب حتى يعمى القلب أما سليم القلب فيتبع السيئة الحسنة والذنب التوبة
“Hal itu (rahn) adalah dosa di atas dosa yang membutakan hati. Adapun hati yang salim justru akan melahirkan perbuatan yang baik setelah dulunya berbuat buruk, melahirkan taubat setelah dulunya berbuat dosa.”
Di antara tanda penyakit hati adalah pemiliknya tidak merasa risih dengan kebodohannya terhadap kebenaran. Hati yang salim akan merasa resah jika muncul syubhat di hadapannya, merasa sakit dengan kebodohan terhadap kebenaran dan ketidaktahuan terhadap berbagai keyakinan yang menyimpang. Kebodohan merupakan musibah terbesar, sehingga seorang yang memiliki kehidupan di dalam hati akan merasa sakit jika kebodohan bersemayam di dalam hatinya.
Di antara tanda penyakit hati adalah pemiliknya berpaling dari nutrisi hati yang bermanfaat dan justru beralih kepada racun yang mematikan, sebagaimana tindakan mayoritas manusia yang berpaling dari al-Quran yang dinyatakan Allah sebagai obat dan rahmat dalam firman-Nya,
وننزل من القرآن ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين
“Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…” (QS. Al Isra: 82).
Mereka justru berpaling mendengarkan lagu yang menumbuhkan kemunafikan dalam hati, menggerakkan syahwat dan mengandung kekufuran kepada Allah ‘azza wa jalla. Pada kondisi ini, hamba mendahulukan kemaksiatan karena kecintaannya kepada sesuatu yang dimurkai oleh Allah dan rasul-Nya. Dengan demikian, mendahulukan kemaksiatan merupakan buah dari penyakit hati dan akan menambah akut penyakit tersebut. Sebaliknya, hati yang sehat justru akan mencintai apa yang dicintai Allah dan rasul-Nya sebagaimana firman-Nya,
وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْأِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
“Tetapi Allah menjadikan kamu ‘cinta’ kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (QS. Al Hujuraat: 7).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
“Orang yang ridhal Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai rasul, niscaya akan merasakan kelezatan iman.” [HR. Muslim].
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga diriku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan seluruh manusia.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Diantara tanda penyakit hati, pemiliknya condong kepada kehidupan dunia, merasa enjoy dan tenteram dengannya, tidak merasa bahwa sebenarnya dia adalah pengembara di kehidupan dunia, tidak mengharapkan kehidupan akhirat dan tidak berusaha mempersiapkan bekal untuk kehidupannya kelak disana.
Setiap kali hati sembuh dari penyakitnya, dia akan beranjak untuk condong kepada kehidupan akhirat, sehingga keadaannya persis seperti apa yang disabdakan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل
Hiduplah di dunia ini seakan-akan engkau orang asing atau orang yang sekedar menumpang lewat” [HR. Bukhari].
Wallahul muwaffiq.
Dikutip dari al-Bahr ar-Raiq karya Syaikh Ahmad Farid

Rabu, 26 Juni 2013

UNDANGAN MAJELIS

  • --------------------­--------------------­----------
    Assalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh
    Majelis Darul Aytam kembali
    mengundang Ayah, Bunda, Ikhwan dan Akhwat Fillah untuk menghadiri dan berinfak dalam Majelis Darul Aytam yang Insya Allah akan dilaksanakan pada :
    Hari / Tanggal : Kamis / 27 Juni 2013 Miladiyah
    18 Sya'ban 1434 hijriyah
    Jam : 17.30 WIB -selesai
    Acara :Taklim Bersama Ustadz Abu Nasarudin Ali LC.MA
    serta Santunan Yatim / Dhua’fa
    Tempat :Ruang Al Hambra, Lantai 2 Menara 165, Jalan Tb. Simatupang Kav I, Cilandak Timur Jakarta Selatan.
    -------------------­­­------
    Mari Bantu Yayasan Darul Aytam dengan menyalurkan Zakat Infak dan Shadaqah Anda ke Rekening.Bank Mandiri No. Rek.1260004993787 An.Chuswatun Hassanah qq Yayasan Darul Aytam.
    BNI No Rek. 273401364 an Drs.Setiawan qq.Yayasan Darul Aytam.
    BCA 7650412197 An. Drs.Setiawan qq. Yayasan Darul Aytam
    Bagi Wakif di Malaysia sila transfer ke account 160018582289 maybank account atas nama Suzana Mohd Ali.
    Semoga Allah Azza Wa Jalla membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda di dunia dan Jannah-Nya kelak di akhirat. Aamiin Ya Rabbal Alamiin…
    Wassalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh

KEAGUNGAN KALIMAT TASBIH

Hampir seluruh manusia yang hidup di dunia ini ingin memperoleh kesuksesan. Dan sebaliknya, nyaris tidak ada satupun manusia yang ingin mendapatkan kerugian dan kegagalan. Kesuksesan menurut sebagaian orang adalah kesuksesan dalam pendidikan. Sebagaian mereka menganggap bahwa kesuksesan adalah taraf ekonomi yang mapan. Dan sebagian lain melihat kesuksesan adalah jabatan yang tinggi. Semua itu adalah kesuksesan yang sifatnya sementara, bahkan, kesuksesan tersebut dapat membawa pemiliknya kepada kebinasaan jika tidak digunakan dalam rangka taqarrub, mendekatkan diri kepada Allah pemilik semesta alam.

Membahas tentang kesuksesan, Islam memiliki konsep tersendiri. Hal tersebut Allah nyatakan dalam firman-Nya:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ


"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung (sukses). Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (Ali Imran : 185) 

Demikianlah kesuksesan menurut Allah. Orang-orang yang dijauhkan dari adzab neraka dan dimasukkan ke dalam syurga-Nya, merekalah orang yang memperoleh kesuksesan yang abadi dan hakiki. Apakah ada kesuksesan yang lebih besar daripada kesuksesan ini?

Sesungguhnya Allah memasukkan hamba-hamba-Nya yang beriman ke dalam syurga-Nya dengan rahmat dan keutamaan-Nya.. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

وعن أبي هريرة - رضي الله عنه - قال: قال رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم -: ((لن ينجِّي أحدًا منكم عملُه))، قالوا: ولا أنت يا رسول الله؟ قال: ((ولا أنا، إلا أن يتغمَّدَني اللهُ برحمة، سدِّدوا


Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahuanhu: Dari Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, bahwa beliau bersabda,"Tidak seorang pun di antara kalian yang akan diselamatkan oleh amal perbuatannya."Seorang lelaki bertanya: Engkau pun tidak, wahai Rasulullah? Rasulullah shallallahu alaihi wassalammenjawab, "Aku juga tidak, hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku akan tetapi tetaplah kalian berusaha berbuat dan berkata yang benar." (H.R. Bukhari).

Ketika orang-orang beriman memiliki kualitas iman dan amal yang bebeda di dunia, maka Allah pun membedakan derajat di antara mereka di syurga dengan keadilan-Nya. Allah berfirman:

انظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَلَلآخِرَةُ أَكْبَرُ دَرَجَاتٍ وَأَكْبَرُ تَفْضِيلاً


"Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya." (Al-Isra' : 21)

Rasulullah shalallah alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ يَتَرَاءَوْنَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ فَوْقِهِمْ كَمَا يَتَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الْغَابِرَ فِي الْأُفُقِ مِنْ الْمَشْرِقِ أَوْ الْمَغْرِبِ لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ


Dari Abu Sa'id Alkhudzri radhiyallahu anhu, dari Rasulullah shalallahu alahi wasallam, beliau bersabda,"Sesungguhnya penduduk syurga melihat ruangan-ruangan di atas mereka, sebagaimana mereka melihat bintang yang terang benderang di tempat terbit dan tempat terbenarnya. Sebagian mereka lebih (tinggi derajatnya) atas sebagian yang lain." (H.R. Bukhari).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah:

والجنَّة درجات ، متفاضلة تفاضلاً عظيماً ، وأولياء الله المؤمنون المتقون في تلك الدرجات : بحسب إيمانهم ، وتقواهم


"Syurga bertigkat-tingkat, dan perbedaan antara satu dengan yang lain sangatlah besar. Para wali Allah, orang-orang beriman dan bertakwa berada pada satu derajat sesuai dengan keimanan dan ketakwaan mereka. (Majmu' Fatawa)

Syurga dengan kenikmatannya yang sempurna, kenikmatan yang Allah kabarkan kepada hamba-Nya melalui firman-firman-Nya dalam kitabnya yang suci dan juga melalui lisan Rasul-Nya yang mulia. Sengaja allah mengabarkan berita tentang syurga secara detail dan rinci supaya jiwa-jiwa yang suci selalu rindu untuk memasukinya. Syurga adalah rumah abadi bagi para penghuninya. Tidak ada lagi perintah dan larangan. Tidak ada taklif (beban). Yang ada hanyalah kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah terputus. Namun walaupun demikian penduduk syurga masih tetap bertasbih, mensucikan dzat Allah Yang Maha Agung. Rasulullah shalallah alaihi wasallam bersabda:

إن أهلَ الجنةِ يُلهمُون التسْبيحَ كَمَا يُلهَمُونَ النَّفَس


"Sesungguhnya penduduk syurga diberi ilham oleh Alllah untuk selalu bertasbih kepada-Nya sebagaimana mereka diberi ilham untuk bernafas.(H.R. Muslim)

Syaikh Shaleh Al Maghamisi hafizhahullah ta'ala menerangkan bahwa tasbih yang keluar dari lisan-lisan penduduk syurga bukanlah suatu taklif (beban), namun sebuah ilham seperti ilham Allah kepada manusia dalam bernafas.

Dengan demikian hadis di atas menunjukkan bahwa tasbih memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan mulia di sisi Allah subhanahu wata'ala. Bahkan tasbih adalah ibadah yang paling utama. Tasbih. Bukan hanya dzikir di dunia saja, namun dzikir penduduk syurga di akherat kelak. Dengan mentadaburi ayat-ayat suci Al-Quran niscaya akan terkuak rahasia dahsyatnya sebuah kalimah tasbih.

Allah berfirman:

وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ


"Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah." (Ar-Ra'd; 13)

Guruh pun bertasbih dan memuji Allah.

Allah berfirman:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ


"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al-Baqarah : 30)

Para malaikat-Nya pun bertasbih kepadaNya.

Allah berfirman:

وإنما يؤمن باياتنا الذين إذا ذكروا بها خروا سجد وسبحوا بحمد ربهم


"Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya."(As-Sajadah : 15)

Orang-orang yang beriman bertasbih dan memuji Allah.

Allah berfirman:

فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ وَكُلّاً آتَيْنَا حُكْماً وَعِلْماً وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُودَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ وَكُنَّا فَاعِلِينَ


"Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) ; dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya." (Al-Anbiya : 79)

Sampai gunung dan burungpun bertasbih kepada Allah.

Kemudian Allah berfirman bahwa seluruh makhluk-Nya bertasbih kepadanya:

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدَهِ وَلَـكِن لاَّ تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيماً غَفُوراً


"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." (Al-Isra' : 44)

Demikianlah Allah mengabarkan tasbih mereka; guruh, para malaikat, orang-orang mukmin, gunung dan burung, bahkan seluruh penghuni langit dan bumi. Namun lebih dari itu Allah mengabarkan bahwa diri-Nya bertasbih mensucikan dzat-Nya sendiri Yang Maha Agung. Allah berfirman:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ


"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya.(Al-Isra; : 1)

Allah berfirman:

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَداً سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ


"Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah." (Al-Baqarah : 116)

Allah bertasbih mensucikan diri-Nya sendiri supaya manusia mengetahui bahwa tasbih memiliki kedudukan yang agung di sisi-Nya.

Lihatlah Nabi Zakariya di saat Allah berikan tanda kekuasaan-Nya ketika hendak memberikan kepadanya keturunan pada lanjut usia. Sebuah tanda, yaitu Nabi Zakariya tidak mampu berbicara selama tiga hari padahal beliau sehat-sehat saja. Namun dalam kondisi tersebut, Nabiyullah Zakariya ketika berjumpa dengan kaumnya tetap memerintahkan mereka untuk selalu bertasbih kepada Allah. sebagaimana firmannya, "Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda". Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat".Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang." (Maryam : 10-11)

Para ulama' menyatakan makna tasbih adalah: تنزيه عن جميع النقائص والعيوب Pensucian dari sifat kurang dan cacat. Artinya dengan bertasbih berarti kita telah menafikan aib atau cacat dari dzat Yang Maha Mulia dan menetapkan kesempurnaan hanya milik-Nya belaka. Karena pada dasarnya penafian tanpa ada penetapan lawan dari penafian tersebut bukanlah suatu pujian. Sebagaimana disebutkan dalam kaidah:

النفي المحض لايقتضي مدحا


Penafian sesuatu tanpa adanya penetapan terhadap kebalikannya tidak menunjukkan suatu pujian.

Penafian kebodohan dari dzat Allah berarti penetapan pengetahuan yang sempurna baginya. Penafian kelemahan dari dzat Allah berarti penetapan kekuasaan yang sempurna tanpa batas bagi-Nya. Demikian juga penafian cacat atau aib dari dzat Allah berarti penetapan puncak kesempurnaan hanya milik-Nya. Karena hanya Allahlah yang memiliki nama nama yang indah dan sifat sifat yang utama. Klimaksnya, ketika seorang mampu selalu membasahi lisannya dengan tasbih, memahami maknanya, berarti ia telah mencapai maqom ubudiyah yang tinggi, ia telah mengamalkan dari seluruh asmaul husna. Karena inti dari asmaul husna adalah penetapan kesempurnaan hanya milik Allah dan penafian segala bentuk kurang dan cacat dari-Nya. Dan penetapan puncak kesempurnaan hanya milik Allah terkandung pada kalimat tasbih, SUBHAANALLAAH.

Pantaslah kalau Rasulullah menyatakan dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَآَنِ أَوْ تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ


"Mahasuci Allah (tasbih) segala puji bagi Allah (tahmid) memenuhi apa yang di antara langit dan bumi."

Wallahu a'lam.

DOA BAGI ANAK-ANAK PALESTINA

Tak terasa air  mata menetes ketika membuat postingan gambar-gambar dibawah ini 

melihat  kejamnya zionis israel terhadap bangsa palestina, 














Ya Allah berilah kekuatan 

bagi bangsa Palestine, berilah mereka keselamatan dan jadikanlah mereka pejuang-

pejuang yang sahid, selamatkanlah anak-anak mereka dari kekejaman zionis ya Allah 

karena Engkaulah yang maha Perkasa, Engkaulah Penentu semua Keputusan yang ada 

di bumi ini, ya Allah hancurkanlah Zionis dari muka bumi demi keselamatan umatMu 

ya Allah..... Hanya kepada engkaulah kami berharap, dan hanya kepada Engkaulah 

kami mohon Pertolongan...



لهم اُنْصُرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُجَاهِدِينَ عَلىْ اليَهُود..اللّهم انْصُرْناَ عَلَيْهِم فِي كُلِّ مَكَانٍ..اللّهمّ أَرِناَ فِيْهِمْ عَجَائِبَ قُدْرَتِكَ .. اللّهمّ أًحْصِهِمْ عَدَداً وَاقْتُلْهُمْ بَدَداً وَلاَ تُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَداً..اللّهمّ اجْعَلْهُمْ غَنِيْمَةً لِلْمُسْلِمِيْن..اللّهمّ اجْعَلْ سِلاَحَهُمْ فِي صُدُوْرِهِمْ وَكَيْدَهِمْ فِي نُحُورِهِمْ وَتَدْبِيْرَهِمْ تَدْمِيْراً لهَمُ , اللّهمّ اْجْعَلْ الملائكةَ تُعِيْنُ المسلمين ..اللّهمّ سَدِّدْ رَمْيَهُمْ .. اللّهمّ سَدِّدْ رَصَاصَهُمْ
 
Ya Allah, bantulah muslimin dan pejuang Islam dalam petempurannya dengan Yahudi, Ya 

Allah bantulah kami untuk mengalahkan mereka di mana-mana sahaja, Ya Allah tunjukkanlah 

kepada mereka keajaiban kuasaMu, Ya Allah jadikanlah mereka boleh dibilang, dan 

binasakanlah mereka sebinasanya, dan janganlah engkau lepaskan mereka walau seorang. 

Ya Allah jadikanlah senjata dan harta mereka sebagai harta rampasan di tangan kaum Muslim, 

Ya Allah jadikanlah senjata mereka mengenai dada mereka sendiri, dan helah mereka 

mengenai tengkuk mereka, dan perancangan mereka penghancur mereka sendiri, 

Ya Allah jadikanlah para Malaikat membantu kaum Muslimin, Ya Allah tepatkanlah Bidikan 

mereka


.Rabbana Atina Fidunya Hasanah Wafil Akhiroti Hasanah 

wa kina Adzabannar..



Minggu, 23 Juni 2013

BERMANIS WAJAH ADALAH KEBAIKAN


حَدَّثَنِي أَبُو غَسَّانَ الْمِسْمَعِيُّ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ يَعْنِي الْخَزَّازَ عَنْ أَبِي عِمْرَانَ الْجَوْنِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الصَّامِتِ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
 
Dari Abu Dzar dia berkata, Nabi Muhammad Shallallahu Alayhi Wassalam bersabda kepadaku: "Janganlah kamu menganggap remeh sedikitpun terhadap kebaikan, walaupun kamu hanya bermanis muka kepada saudaramu (sesama muslim) ketika bertemu." 
(HR. Muslim : 4760)

Bermanis muka adalah sesuatu yang teramat mudah buat dilakukan oleh siapa saja, perbuatan ini merupakan sebuah kebaikan yang apabila dilakukan maka akan mendatangkan banyak kebaikan dan karunia dariNya.

  Rasulullah  Muhammad Shallallahu Alayhi Wassalam berpesan khusus  kepada Abu Dzar dan juga berlaku kepada semua ummatnya, pada hadits ini nabi saw sangat menekankan hubungan sesama muslim, dengan bermanis muka maka dipastikan terjadi harmonisasi yang terbangun pada setiap pertemuan, kendatipun boleh jadi ada suasana hati yang berbeda, tetapi begitulah nabi saw mengajarkan, memberikan kenyamanan kepada sesama lebih diutamakan dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
 
Kepribadian yang menarik adalah manakala banyak orang mendapatkan rasa damai dan bahagia setiap kali bertemu dengannya, bila berjauhan akan hadirkan kerinduan yang hebat, menyebut namanya adalah kenikmatan tersendiri, begitulah yang dialami oleh para sahabat terhadap nabi saw, keelokan wajah dan keramahannya membuat para sahabat tak mampu berjauhan dari sisinya, bahkan tak sedikit sahabat nabi saw yang tak mampu memejamkan mata diwaktu malam karena selalu terbayang dengannya dan ingin selalu didekatnya.

Sedikit saja kita membuka lembaran sejarah Islam, maka kita akan mendapati sosok sahabat Abu Bakar as-shiddiq, Umar, Ustman, Ali, Abdurrahman bin auf dan banyak lagi dari mereka yang selalu menemani nabi saw, belum lagi cerita Bila bin Rabah yang tak kuasa setiap kali menyebut nama nabi saw pasca kemangkatan beliau, ketika ditanya sebabnya, bilal menjawab dengan suara bergetar bahwa perjalanan hidup bersama beliau terlalu indah dan membayangkan wajahnya menghadirkan kerinduan yang membuat dada sesak tak tertahan.

Beliau selalu menampakkan wajah yang 'sedap' dipandang siapa saja, karena senyuman selalu terlihat diwajah tampan beliau, maka banyak cara buat mendapatkan kebaikan, bermanis muka menjadi pesan nabi buat kita semua.

"FAMAN YA'MAL MITSQOOLA DZARROTIN KHOIRON YAROH" 
 
(maka barang siapa berbuat seperti dzaaroh(biji sawi karena kecilnya) akan kebaikan maka dia akan melihatnya nanti), bermanis muka adalah kebaikan, maka siapapun yang melakukannya terhadap saudaranya maka mereka akan mendapatkan balasannya disisiNya kelak. Santun bertutur dan Bermanis muka adalah sesuatu kebaikan yang mudah buat dilakukan, maka rasanya tak ada alasan buat tidak melakukannya bila mengharapkan banyak kebaikan dariNya.
 
 

SAHABAT SEJATI

‘Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak-gerinya teringat mati..’

“Sebaik baik sahabat di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap temannya dan sebaik baik jiran disisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap jiran tetangganya” (H.R al-Hakim)

Allah Subhanahu Wa Ta'alla  mencipta makhluk di atas muka bumi ini berpasang-pasangan. Begitu juga manusia, tidak akan hidup sendirian. Kita tidak boleh lari dari berkawan ataupun bersahabat dan menjadi kawan kepada seseorang. Jika ada manusia yang tidak suka berkawan atau melarang orang lain daripada berkawan, dia dianggap ganjil dan tidak memenuhi ciri-ciri sebagai seorang manusia yang normal.

Inilah antara hikmah, kenapa Allah Subhanahu Wa Ta'alla  mencipta manusia daripada berbagai bangsa, warna kulit dan bahasa. Firman Allah Subhanahu Wa Ta'alla  dalam surah al-Hujurat ayat 13,

“Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, supaya kamu saling mengenal dan berhubungan dengan baik dan  mesra antara satu sama lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang lebih bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mendalam PengetahuanNya.”

Dalam Islam faktor memilih kawan amat dititikberatkan. Hubungan persahabatan adalah hubungan yang sangat mulia, karena kawan atau sahabat berperanan dalam membentuk personaliti individu. Ada kawan yang sanggup bersusah-payah dan berkongsi duka bersama kita, dan tidak kurang juga kawan yang nampak muka semasa senang dan hanya sanggup berbagi kegembiraan saja.

Pendek kata sahabat boleh menentukan corak hidup kita. Justeru, jika salah pilih sahabat kita akan merana dan menerima padahnya. Hal ini sesuai dengan hadith Rasululah  :
 “Seseorang itu adalah mengikut agama temannya, oleh itu hendaklah seseorang itu meneliti siapa yang menjadi temannya” (H.R Abu Daud).

Bak kata pepatah Arab, “Bersahabat dengan penjual minyak wangi, kita akan menerima percikan wangiannya, manakala bersahabat dengan tukang besi, percikan apinya akan membuat sobek baju kita.”

Apakah ciri-ciri seorang sahabat yang baik?
Seorang bijak pandai berpesan kepada anak lelakinya: “Wahai anakku, sekiranya engkau berasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka hendaklah engkau memilih orang yang sifatnya seperti berikut:
Jika engkau berbakti kepadanya, dia akan melindungi kamu;
Jika engkau rapatkan persahabatan dengannya, dia akan membalas balik persahabatan kamu;
Jika engkau memerlu pertolongan daripadanya, dia akan membantu kamu;
Jika engkau menghulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, dia akan menerimanya dengan baik;
Jika dia mendapat sesuatu kebajikan (bantuan) daripada kamu, dia akan menghargai atau menyebut kebaikan kamu;
Jika dia melihat sesuatu yang tidak baik daripada kamu, dia akan menutupnya;
Jika engkau meminta bantuan daripadanya, dia akan mengusahakannya;
Jika engkau berdiam diri (kerana malu hendak meminta), dia akan menanyakan kesusahan kamu;
Jika datang sesuatu bencana menimpa dirimu, dia akan meringankan kesusahan kamu;
Jika engkau berkata kepadanya, nescaya dia akan membenarkan kamu;
Jika engkau merancangkan sesuatu, nescaya dia akan membantu kamu;
Jika kamu berdua berselisih faham, nescaya dia lebih senang mengalah untuk menjaga kepentingan persahabatan;
Dia membantumu menunaikan tanggungjawab serta melarang melakukan perkara buruk dan maksiat;
Dia mendorongmu mencapai kejayaan di dunia dan akhirat.
Sebagai remaja yang terlepas daripada pandangan ayah ibu berhati-hatilah jika memilih kawan. Kerana kawan, kita bahagia tetapi kawan juga boleh menjahanamkan kita.

Hati-hatilah atau tinggalkan sahaja sahabat seperti dibawah:
Sahabat yang tamak: ia sangat tamak, ia hanya memberi sedikit dan meminta yang banyak, dan ia hanya mementingkan diri sendiri.
Sahabat hipokrit: ia menyatakan bersahabat berkenaan dengan hal-hal lampau, atau hal-hal mendatang; ia berusaha mendapatkan simpati dengan kata-kata kosong; dan jika ada kesempatan membantu, ia menyatakan tidak sanggup.
Sahabat pengampu: Dia setuju dengan semua yang kamu lakukan tidak kira betul atau salah, yang parahnya dia setuju dengan hal yang dia tidak berani untuk menjelaskan kebenaran, di hadapanmu ia memuji dirimu, dan di belakangmu ia merendahkan dirimu atau mengkhianati amanahmu. Bila telah di percayai, dia khianati. Bila telah di cintai, dia dustakan.
Sahabat pemboros dan suka hiburan: ia menjadi kawanmu jika engkau suka berpesta, suka berkeliaran dan ‘melepak’ pada waktu yang tidak sepatutnya, suka ke tempat-tempat hiburan dan pertunjukan yang melalaikan.
Sahabat yang membawamu semakin jauh dari Allah. Seorang yang tidak menambah kebajikanmu di dunia, lebih2 lagi di akhirat. Seorang yang tidak menambah manfaat kehidupanmu di akhirat, bukanlah temanmu yang sebenar.

Allah telah menentukan antara kita 1 pertemuan ditetapkn 2 hati. Dalam 2 hati diberikan 3 rasa :

SAYANG, KASIH & KASIHAN. Dalam 3 rasa itu dselitkn 4 tujuan:
BERKENALAN, BERTEMAN, BERSAHABAT, & BERSAMA. Dalam 4 perkara itu tersembunyi 5 perkataan, iaitu:
TEMAN BAIK SELALU DI SISI. Dalam 5 prkataan itu trsmbunyi 6 impian iaitu:
SAYANG,KEKAL,SETIA,MENGERTI,MENGHARGAI, dan MENGINGATKAN. 

Dalam 6 impian itu tersimpul 7 huruf keramat iaitu :
“SAHABAT”.
“Seandainya engkau bertemu seorang kawan yang sanggup bersusah atas nama kesetiaan, mendahulukan atas nama kebajikan, menyimpan keaibanmu atas nama kejujuran, menegur kelemahanmu atas nama kebaikan, memendam rasa terkilan demi menjaga perasaan, ketahuilah bahawa dia bukanlah seorang kawan tetapi seorang saudara & sahabat sejati yang sukar di cari ganti…

Karenanya maka berhati-hatilah memilih kawan, karena kawan  atau sahabat seolah akan  menjadi cermin peribadi seseorang. Berkawan dan bersahabatlah karena Allah semata serta untuk mencari ridhaNya.